Wednesday, September 5, 2012

My GipsExperience

Journey ke Malaka, buat saya berakhir setelah kaki saya keseleo. Saya gak bisa kemana-mana, cuma tiduran di hotel. Perjalanan pulang dari Malaka ke KL ke Jakarta juga benar-benar luar biasa melelahkan, menyakitkan untuk saya.

Singkatnya, di Lebaran hari pertama (20 Agustus) sore, kami tiba dengan selamat di rumah.Orang tua saya langsung menginap di rumah, judulnya nengok dan nemenin saya yang lagi kesakitan.

Seninnya, sebelum pergi silaturahmi ke rumah mertua, ibu saya agak memaksakan saya untuk X-ray dulu, ingin tahu ada apa di kaki kanan saya. Akhirnya kami mampir ke RS dan X-Ray. Sangat mengejutkan saat dokter jaga UGD saat itu bilang bahwa tulang kaki saya ada yg retak. Dia langsung merujuk saya ke Dokter Ahli Tulang (Spesialis Bedah Orthopedi) yang baru ada keesokan harinya.
Saat mendengar 'vonis' retak itu rasanya sedih banget. Kalau cuma keseleo, saya yakin akan sembuh dalam beberapa hari. Tapi bengkak yang gak hilang-hilang dan rasa sakit luar biasa tiap kaki menapak, memang menunjukkan ada yang beda dari keseleo biasa.
Mertua sempat menyarankan diurut saja kakinya di Cimande. Kebanyakan pengobatan tradisional untuk keseleo, retak tulang, patah tulang, memang urut dan obat-obatan tradisional. Kalau dibaca-baca di internet, memang cukup menggiurkan, dengan urut dan ditempel beberapa ramuan, dalam 2 minggu tulang sudah bisa kembali normal. Tapi banyak juga referensi yang bilang, urut tidak selalu bagus. Untuk penyembuhannya pun tidak akan setotal jika ditangani oleh Dokter.
Akhirnya dengan berbagai pertimbangan, kami memutuskan untuk merawat kaki saya secara medis, ke Dokter Spesialis Bedah Orthopedi.

Saya baca-baca, memang jenis spesialisasi Bedah Orthopedi ini adalah profesi yang cukup 'langka'. Beda kalau dibandingkan spesialis penyakit dalam, ginekologi, dokter gigi, dan spesialisasi lainnya. Mungkin karena itulah, pengobatan tradisional untuk tulang sangat menjamur dimana-mana.

Akhirnya kami ke Dokter Spesialis Bedah Orthopedi di RS Bogor Medical Centre (BMC) dengan Dokter Ferry. Begitu melihat hasil X-Ray, dokter bilang memang terlihat retak kecil di tulang di atas tumit kanan saya. Retaknya sekitar 5 cm. Tapi posisi tulangnya masih bagus, tidak menyimpang. Jadi treatmentnya tidak perlu dioperasi, hanya perlu di gips.
Here we go...
Dokter membebatkan perban gips di kaki kanan saya. Beberapa lapis. Kemudian dalam beberapa menit mengering. Dan...rasanya berat... seperti kaki diganduli semen :)
Dan gandulan semen ini harus saya bawa-bawa selama 3 minggu ke depan!. Setelah 3 minggu, baru gips bisa dilepas.
Saat coba jalan dengan kruk (yang dibeli di Malaka :)), keseimbangan saya agak terganggu karena gandulan semen berat itu. Akhirnya untuk mobilisasi di rumah, saya pakai kursi kerja yang ada rodanya. Meminimalisir lompat-lompat dengan kruk.

Masa-masa adaptasi penggunaan gips kira-kira sekitar 2 hari. Gips tidak boleh kena air, jadi untuk mandi pun harus saya plastikkin dan saya mandi sambil duduk supaya gips tidak basah. Yang namanya masa adaptasi, ada fase penolakan, marah, kesal, nyesel. Tapi mau gimana lagi, kalau kata suami, mungkin ini cara Tuhan membuat saya istirahat. Karena mau gak mau, saya nggak bisa ngantor beberapa minggu.

Saya minta ijin dari dokter sampai gips dilepas, jadi saya akan absen kantor 2 minggu penuh.

Saya benar-benar istirahat, gak bisa banyak gerak. Bosannya minta ampun. Tapi manusia bisa adaptasi dan akhirnya saya mulai beradaptasi.
Setelah 10 hari, kaki mulai tidak terasa sakit, bengkak juga sudah mengecil. Bahkan otot kaki kanan yang tidak pernah terpakai lagi selama 2 minggu ini pun jadi mengecil dan lembek.

Teman-teman kantor dan saudara-saudara datang mengunjungi di rumah. Coret-coret di gips saya. Dengan kondisi ini malah rumah kami semacam 'open house' selama beberapa hari. Saya pun mulai terbiasa nerima tamu di rumah.

Dan sekarang pun saya masih 'menghabiskan' masa ber-gips sampai seminggu ke depan. Setelah gips dilepas, kata dokter, saya sudah boleh mulai jalan dikit-dikit dengan kruk. Masih fase penyembuhan yang membutuhkan waktu, kesabaran dan ketabahan.

Somehow, saya yakin ini bagian dari rencana Tuhan dan saya tetap percaya menjalaninya. It's all part of my gipsExperience.


xoxo....

No comments:

Post a Comment