Semua berawal dari kesialan dan keteledoran (mungkin).
Me & hubby, sedang liburan di Malaka, liburan yg sudah
saya plan sejak sebulan sebelumnya. Tiket2 di-book sejak 3 minggu sebelumnya.
Liburan ini kami jadwalkan di tanggal 16 - 19 Agustus.
Kamis, 16 Agustus 2012
Kami sampai KL pukul 10an. Karena tujuan liburan ini adalah
bersantai, kami pun tidak buru2 langsung berangkat ke Malaka. Cari makan dulu
di Bandara, muter2 di Bandara. Tanya sana sini tentang bus ke Malaka. Akhirnya
dengan pertimbangan 'ingin nyobain FastTrain', kita milih nyambung 3 kali utk
ke Malaka. Walaupun sbnrnya ada bus yg langsung dr bandara LCCT ke Malaka.
Kami beli tiket shuttle bus & FastTrain langsung di
counter resmi di bandara, sekitar 10RM / orang. Shuttle busnya sampai stasiun
Pasir Tinggi. Trus nunggu Fast Train yg akan membawa kami ke terminal TBS. Fast
Train-nya sangat on time & sangat nyaman. Kosong bahkan.
Sampai di terminal TBS kami cari bus ke Malaka. Banyak
sekali ternyata rute ke Malaka. Karena mau santai2 dulu, kami beli makan siang
dulu di foodhall-nya TBS yg nyaman banget. Setelah makan, baru beli tiket bus.
Tiket bus TBS - Malaka sekitar 8RM/orang. Kami langsung ke lantai bawah, busnya
on time & cukup nyaman.
Perjalanan KL - Malaka sekitar 2 jam. Kebanyakan melalui
toll road. Jadi pemandangannya agak membosankan.
Di Malaka, bus berhenti di Malaka Sentral. Yaitu terminal
& tempat perbelanjaan. Karena saat itu menjelang Lebaran, kami memutuskan
langsung pesan tiket bus utk kembali ke TBS di hari Minggunya.
Dari Malaka Sentral menuju hotel kami di area Jonker, kami
naik taksi.
Prima Hotel Melaka yg saya booking via Agoda ternyata memang
budget hotel yg cukup populer di kalangan turis tapi kurang populer di kalangan
supir taksi.
Hotelnya nyaman, strategis, plus dpt breakfast. Langka
banget ada budget hotel yg menyediakan breakfast. Kekurangannya adalah liftnya
rusak bertahun2 dan tdk pernah dibenerin. Jadilah semua penginap harus naik
turun lewat tangga darurat.
Hari pertama itu sorenya kami langsung jalan-jalan seputar
Malacca River. Dan ternyata krn Malaka adalah kota kecil, banyak obyek
wisatanya terkumpul di satu tempat dekat hotel kami, sehingga sore itu
sebenarnya kami udah melihat banyak. Dari sungai Malaka, Stadhuys, Gereja Frans
Xavier, Jonker Street.
Karena yg terkenal di Malaka adalah Chicken Rice Ball, malam
itu kami mencoba restoran yg cukup ramai Famosa Chicken Rice Ball. Tapi
ternyata besok2nya hubby nemuin chicken rice ball yg lebih ok dr Famosa itu.
Jumat, 17 Agustus 2012
Setelah sarapan di hotel, kami langsung jalan kaki lagi
menyusuri Sungai Malaka. Kali ini krn masih siang, seputar Stadhuys sangat rame
rombongan turis. Kami juga foto2 di benteng tua sebrang Stadhuys, ke museum
marinir yg ada Kapal Besar banget, trus ke menara Tamping Sari. Tp karena
mahal, kami memilih ikut Duck Tour naik mobil amfibi, menuju Selat Malaka.
Sepanjang tour bengong aja krn tour guide-nya cuma ngomong pake bahasa
Mandarin.
Pulang dr Duck Tour saat mau nyebrang jalan cari makan
siang, saat lagi ngomongin tentang parking ticket di dashboard mobil2 disitu,
saat lg gak liat jalan....brukkk!! Saya jatuh di trotoar, gak liat bahwa
trotoar itu cukup tinggi. Pergelangan kaki kanan sakit banget & gak bisa
bangun. Gak pernah saya ngerasain keseleo sesakit itu. Saya bebat pergelangan
kaki dengan saputangan seadanya, lalu berusaha jalan terpincang2 ke pool taksi
dan naik taksi kembali ke hotel.
Saya merasa ini keseleo yg luar biasa. Tp bagi hubby yg
sering keseleo pas main basket, menurutnya keseleo itu biasa.
Dan akhirnya, kaki saya bengkak gede. Dan sisa 2 hari di
Malaka, saya cuma tiduran di kamar hotel. Mau nangis rasanya kalau inget itu
semua....hanya karena keteledoran kecil *tp kesialan ini belum berakhir disini*
...will be continued in another post...
xoxo
No comments:
Post a Comment