Thursday, December 5, 2013

Penyembuhan Alami untuk Flu

Seminggu yang lalu saya terpapar udara malam yang dingin semalaman. Setelah itu, mungkin karena kondisi daya tahan tubuh sedang turun, mulai deh muncul gejala-gejala flu. Sudah beberapa kali tiap kali flu, berusaha untuk tidak langsung minum obat kimia. Basically karena tahu, bahwa flu disebabkan oleh virus. Dan yang paling manjur untuk mengatasi virus adalah daya tahan tubuh kita sendiri. Obat-obatan kimia sekalipun tidak akan bisa mematikan virus itu.

Penyembuhan alami untuk flu / influenza
Jadi apa yang saya minum / konsumsi untuk menyembuhkan flu tersebut :

- Jeruk Nipis
Sehari-hari memang biasanya saya juga mengkonsumis jeruk nipis + madu. Jeruk nipis yang dikonsumsi di pagi hari baik untuk melancarkan metabolisme terutama dalam proses metabolisme lemak dan detoks tubuh kita. 
Nah saat flu tersebut, rumusan jeruk nipis yang dikonsumsi jadi diperbaharui sedikit menjadi seperti ini : 1 sdm jeruk nipis + 2 sdm madu + 5 sdm air matang. Diaduk-aduk, lalu diminum / disendok. 
Leher yang terasa meradang atau batuk yang biasanya terjadi di pagi hari, langsung berkurang setelah mengkonsumsi campuran jeruk nipis ini. 

- Jahe dan Sereh
Ini sebenarnya resep minuman hangat dari Ibu saya. Tapi jahe memang adalah herbal yang memiliki sifat anti-radang. Jadi sangat baik dikonsumsi saat ada radang di tubuh kita, dalam hal flu ini, radang di tenggorokan. Sereh sangat baik untuk membantu menjaga daya tahan tubuh dan menyegarkan. 
Biasanya saya merebus 1,5 gelas air sampai mendidih, lalu ditambahkan 2-3cm jahe (dikupas, cuci & dikeprek), lalu ditambahkan 1 batang sereh yang sudah dimemarkan dan gula merah secukupnya. Gula merah sebaiknya jangan banyak-banyak, karena mungkin rasa manisnya akan merangsang untuk batuk. Direbus sampai mendidih dan cukup harum. Lalu sebelum dituang di gelas, sebaiknya disaring. Supaya larutannya bersih dan tidak membuat tersedak. Maklum kalau sedang batuk kan tenggorokan sangat sensitif. Saya biasanya minum 1 gelas di pagi hari, lalu saya masukkan tumbler untuk dibawa ke kantor dan sepanjang pagi itu saya habiskan seduhan ini. 

- Bawang putih
Bawang putih sudah cukup terkenal dengan sifat antibiotiknya ya. Alami pula. Biasanya kalau sudah mulai batuk pilek dan sakit tenggorokan seperti itu, saya menambahkan 2 siung bawang putih untuk dikonsumsi langsung / dicampur saat makan. Karena kalau bawang putih mentah rasanya pedas dan tidak enak, saya lebih suka beli acar bawang putih yang dijual dalam toples. Biasanya bawangnya pun bawang tunggal yang kualitasnya lebih bagus. Lalu sudah dalam bentuk acar, sehingga rasanya tidak terlalu tajam saat dikonsumsi langsung. 

- Air lemon hangat
Sehari-hari juga saya biasa mencampurkan sepotong lemon dalam tumbler air, karena lemon punya sifat detoksifikasi yang baik. Nah, saat flu batuk pilek tersebut, saya campurkan seiris lemon dalam tumbler air hangat. Usahakan airnya selalu hangat karena akan membuat tenggorokan semakin nyaman. Lalu untuk diminum sepanjang hari. 

-Kompres hangat
Saat didera flu, ada saat dimana kepala rasanya berat sekali. Kompres dengan saputangan hangat di kepala sangat manjur untuk menambah rasa nyaman. 

-Istirahat, listen to our body
Flu merupakan tanda bahwa tubuh kita sedang dalam kondisi tidak sebaik biasanya. Jadi saat sakitnya melanda, listen to the body. Ambil istirahat 1-2 hari sangat manjur untuk mempercepat pemulihan. Istirahat disini maksudnya mengurangi aktivitas fisik melelahkan, kalau bisa banyak tiduran dan istirahat cukup. 

-Tambahkan suplemen vitamin C dan B-kompleks
Saat kondisi tubuh sedang lemah, saya biasa mengkonsumsi suplemen vitamin C & B-kompleks. Dengan ditunjang minum air putih yang banyak ya. 

-Pakai masker hidung.
Saat flu, saluran pernafasan dan batuk kita sebenarnya 'membagikan' virus ke udara di sekitar kita. Dengan pakai masker, ada rasa hangat di hidung yang menyamankan, selain itu juga mengurangi kemungkinan bagi-bagi virus di udara sekeliling kita. Karena toh kalau kita bagi-bagi virus tsb, bisa jadi nanti virusnya kembali lagi ke kita kan. Jadi selalu sedia masker sekali pakai saat flu melanda. Dan hanya dipakai 1 masker / 1 hari ya. Supaya virusnya juga gak selalu nempel di hidung kita yaa.

Dengan istirahat cukup, daya tahan tubuh kita akan memulih dan bisa memerangi virus flu tersebut, kira-kira 5-7 hari semoga flu nya sudah sembuh. Tanpa menambah asupan kimia dalam tubuh. :)

xoxo

Thursday, April 11, 2013

the way we love this earth

it is a green edition posting :)

Go Green. Save the Planet. No Plastic. Be responsible to the earth. Do recycle, reuse. Earth hour. One person, one tree.

So many slogans and programs for loving this planet. The only planet we live in, indeed.
How much have we done?

I was raised in a green-family. Orang tua saya sangat sadar tentang bagaimana mencintai planet ini. Secara langsung / tidak, saya pun memiliki green habit yang mereka tularkan. Ini beberapa prinsip mereka dan juga diberlakukan di rumah kami :
- Ibu saya benci sekali dengan styrofoam. Sebisa mungkin kalau beli makanan di luar, bawa wadah / rantang sendiri.
- Memisah-misahkan sampah basah dan kering. Ini dilakukan sejak saya remaja. Jadi saya jadi sangat aware tentang pentingnya memisah-misahkan sampah ini. Sampah kering semacam karton-kartonan biasa di-reuse sama ibu. Kantong plastik juga di-reuse. Sampah basah? oke masuk ke point berikutnya tentang sampah basah.
- Lubang biopori. Di taman depan dan belakang rumah ortu, banyak lubang-lubang biopori. Bahkan orang tua saya jadi pioneer-nya gerakan biopori di lingkungan. Jadi bor biopori kami sering dipinjam-pinjamkan ke tetangga tetangga. Dan orang tua menularkan ke tetangga tentang bagaimana bikin lubang biopori dan apa pentingnya lubang biopori. Jadi, selain sebagai resapan air, lubang biopori juga berguna untuk wadah pengomposan sampah basah. Jadi sampah basah dari dapur, dibuang ke dalam lubang-lubang biopori ini. Lalu setelah menjadi kompos, digunakan sebagai pupuk.
- Hemat AC. Rumah ortu full of jendela dan krapyak. Jadi aliran udara lancar. Tapi gimanapun, hidup di Jakarta yang semakin panas, gak nyaman juga kalau gak ada AC. Tapi kami juga dibiasakan menggunakan AC di suhu yang tidak terlalu rendah (sekitar 24 - 25 derajat) dan menggunakan mode economist dan juga selalu disetel timernya berganti-gantian antar AC yang satu dengan yg lain.
- Hemat listrik. Pastilah.

Beberapa green-habit yang saya bawa ke kehidupan keluarga kami sekarang :
- Kami memisah-misahkan sampah basah & kering juga. Walau tukang sampah komplek akhirnya menggabungkan kembali sampah tersebut saat di masukkan ke truk sampah, tapi beberapa keuntungan misah2in sampah basah-kering ini adalah : lebih hemat plastik sampah, botol2 plastik / kardus-kardus bisa kita kasih langsung ke pemulung. Pengolahan sampah rumah tangga kami memang belum se-green di rumah ortu. Tapi at least kita berusaha.
- Seminimal mungkin bersentuhan dengan styrofoam. Styrofoam itu adalah jenis plastik yang TIDAK AKAN bisa hancur lho. Kantong plastik saja butuh 120 tahun untuk hancur. Tapi styrofoam itu akan jadi limbah abadi. Jadi, untuk mengurangi sentuhan dengan styrofoam, kami juga mulai kebiasa bawa wadah kalau rencana beli makan di luar. Termasuk rantang hadiah dari Ibu. Saya juga punya berbagai koleksi rantang. Saya suka rantang stainless steel, karena praktis buat nyimpen makanan (bisa untuk makanan panas), bisa langsung jadi wadah di kulkas juga dan bisa untuk beli makanan panas di luar.
- Seminimal mungkin menggunakan plastik. Jadi untuk belanja pun saya selalu bawa tas kain warna-warni. Rasanya berdosa aja kalau pulang ke rumah bawa berbagai kantong plastik. Di tas juga saya selalu sedia foldable bag, yang bisa kepakai kapanpun bawa barang / belanja. Kami juga selalu bawa wadah air sendiri. Jadi seminimal mungkin juga beli air dalam botol plastik.





- Hemat AC. itu pasti. Karena rumah kami di dataran tinggi dan sejuk banget, kami sangat hemat AC dan listrik.
- Berkebun. Hehe sebenarnya ini sih hobi gagal, tapi terus diniatin. Impiannya saya bisa memetik sendiri bahan-bahan dasar untuk keperluan sehari-hari dari halaman kami. Sejauh ini, dari pot-pot seadanya di halaman belakang, kami pernah mengonsumsi : sawi, paprika hijau (yg kecil dan peyot karena gak dipupuk..hehe), cabai merah keriting, daun jeruk. Lumayan kann... Walau hampir semua tanaman itu udah rusak dimakan belalang (karena saya gak pake pestisida sama sekali - pupuk aja nggak, malas & gak ngerti soalnya -) tapi niat berkebun selalu ada. hehe...



xoxo