Sejak awal 2010, saya menemukan bahwa di ovarium saya ada
Kista Endometrium dari pemeriksaan USG transvaginal.
.
Kista Endometrium merupakan suatu pengumpulan cairan yang
terjadi pada indung telur / ovarium. Cairan yang terkumpul ini dibungkus oleh
semacam selaput yang terbentuk dari lapisan terluar ovarium.
Kista ini bersifat jinak, bisa diketahui dari pengecekan
darah CA-125, untuk melihat apakah ada sel-sel kanker berbahaya dalam kista
ini.
Kista saya kecil, diameternya 3 cm (ovarium kanan) dan 2 cm
(ovarium kiri). Tiap kali ke dokter, selalu dipantau melalui USG transvaginal,
dan memang terbukti ukurannya tetap sebesar itu. Tidak bertambah besar namun
juga tidak bertambah kecil.
Penyebab Kista Endometrium (atau sering juga disebut Kista
Coklat – karena warnanya coklat) sampai sekarang tidak diketahui. Karena pada
dasarnya pertumbuhan folikel di ovarium adalah hal yang wajar tiap kali wanita
ber-ovulasi. Namun pertumbuhan folikel yang tidak terkontrol inilah yang
menyebabkan terjadinya kista.
Ada yang bilang, ada unsur genetic juga dalam pertumbuhan
kista. Kalau saya sendiri, terus terang tidak tahu apa penyebabnya. Tapi ada
kemungkinan karena setelah keguguran (Mei 2009) saya sempat mendatangi dokter dan
saat itu karena kami ingin memulai lagi program hamil, dokter memberikan
Profertil yang dikonsumsi selama 3 siklus. Fungsi Profertil untuk membesarkan
sel telur. Namun belakangan baru saya ketahui, menurut seorang dokter, Profertil ternyata
juga merangsang endometrium.
Untuk yang punya riwayat endometriosis, biasanya dokter
lebih berhati-hati meresepkan obat penyubur. Terakhir saya diberikan Femara
(Letrozole) yang sebenarnya adalah obat untuk kanker payudara. Namun efek
samping Femara tidak merangsang endometrium.
Kembali ke riwayat endometrium ini, banyak yang bilang
mereka yang punya kista endometriosis akan mengalami masalah dalam
menstruasinya. Misalnya menstruasi yang berlebihan jumlahnya (misalnya harus
ganti pembalut s/d 10 kali sehari) atau kram perut sakit sekali sehingga
menghambat aktivitas. Jumlah darah haid yang berlebihan itu disebabkan karena
selain luruhnya dinding rahim (seperti menstruasi normalnya) namun juga kista
endometrium itu juga berdarah.
Saya sendiri tidak mengalami permasalahan menstruasi
se-ekstrim itu. Sejak remaja s/d menikah, haid selalu teratur dan lancar. Maka
dari itu, semua dokter yang didatangi menyatakan memang kista ini tidak
membahayakan dan tidak perlu dioperasi. Beberapa dokter juga bilang, kista
endometriosis ini akan sembuh sendiri kalau hamil. Karena saat hamil, tidak ada
ovulasi, artinya tidak ada folikel sel telur yang membesar sehingga kista pada
akhirnya akan hilang sendiri. Namun di sisi lain, kista ini sendiri menghambat
terjadinya kehamilan. Jadi seperti lingkaran setan yang tidak ada habisnhya.
Selama 2 tahun kami menempuh berbagai jenis pengobatan alternative.
Namun beberapa teman di luar negeri yang juga punya riwayat
kista endometrium, menyarankan sebaiknya dioperasi saja. Seorang teman yang
punya kista 7 cm, dilaparoskopi kistanya, dan sebulan setelah itu langsung
hamil.
Beberapa obgyn memang menyarankan untuk operasi, tapi
beberapa obgyn juga tidak menyarankan operasi. Setelah fase ‘bingung’ yang
cukup lama dan setelah “berpetualang” untuk mengobati kista kemana-mana,
akhirnya kami mendatangi Dokter Budi Wiweko di Klinik Yasmin RSCM Kencana,
berkat referensi dari seorang dokter. Dalam pemeriksaan, kelihatan bahwa efek
kista ini sudah membuat terjadinya perlengketan di sekitar ovarium.
Perlengketan dan efek buruk kista inilah yang menghambat sel telur sehat dan
menghambat sperma yang mendekati sel telur.
Prinsip Dokter Budi Wiweko sebagai ahli infertilitas, adalah
: menghilangkan dulu segala penghambat infertilitas, baru bisa dilakukan
program hamil. Karena itu, dokter ini dengan tegas menyatakan bahwa kista ini
sebaiknya segera dioperasi.
28 Mei 2012 lalu akhirnya saya menjalani laparoskopi di
Klinik Yasmin RSCM Kencana. Cerita tentang laparoskopi ini akan saya ceritakan
di postingan lain.
Singkat cerita, setelah dilaparoskopi, keluarlah kista-kista
saya tersebut.
Here’s the pics :
atas : penampakan dari kamera laparoskopi
bawah : penampakan si kista setelah dikeluarkan. warnanya coklat.
Sekarang, setelah 2 tahun hidup dengan kista, akhirnya
ovarium saya bersih. Sekarang saya harus benar-benar menjaga supaya kista ini
tidak tumbuh lagi. Dan pastinya harus segera hamil supaya tidak memberi
kesempatan kista untuk tumbuh lagi.
One step closer to another. Bless us God.
Xoxo.
No comments:
Post a Comment