Saturday, October 14, 2017

Jempol Accident : Pengalaman Cabut Kuku

Sabtu 23 Sept 2017 merupakan hari yang menorehkan 'sejarah' lain pada diri saya.
Tepat 5 tahun lalu, saya mendapat 'teguran' berupa retak tulang fibula kanan saat liburan, sehingga harus ber-gips selama sebulan.
Sabtu kemarin itu saya kembali mengalami kesialan yang lumayan menohok. Saat sedang membuka lemari kamar, tiba-tiba pintu lemari pakaian kami (pintunya sliding dan memang sudah lemari lama, jadi pintunya sering keluar dari rel) jatuh menimpa jempol kaki kiri saya. Darr! Kaget dan shock melihat darah menetes di lantai.
Saya langsung duduk di lantai dan menggapai tissue dari meja di dekatnya, lalu menekan luka sekencang mungkin untuk menghentikan pendarahan. Kebetulan sedang sendirian di rumah pula. Shock bingung sakit sedih pastinya, melihat jempol yang berdarah banyak dan kukunya patah.
Lalu setelah 30 menit darah nggak juga berhenti, saya mulai bisa berpikir jernih, ini luka yang nggak bisa diobati dengan obat2an rumah biasa. Saya harus ke ugd.
Saya lalu minta diantar tetangga untuk ke RS terdekat, dengan tertatih-tatih :)

Betul saja, sampai di UGD, dokter dan perawat langsung sigap melihat luka saya dan bilang bahwa ini cukup parah. Kuku saya harus dicabut. Saya belum kebayang seperti apa. Tapi tiba-tiba si perawat langsung membersihkan luka dan memberi beberapa suntikan di sekitar luka. Saya nggak ingat persis, tapi sepertinya sekitar 5 suntikan yang sakiiitt banget di sekitar luka. Suntikan ini adalah bius lokal sebelum kuku dicabut. Lalu dengan sigap kuku saya dicabut. Dan saya udah tidak merasakannya karena sudah dibawah pengaruh bius lokal, dan saya juga nggak berani liat.

Setelah dicabut kukunya, perawat bilang ia juga menjahit luka saya karena lukanya dalam. Saya hanya pasrah saja.
Lalu luka diperban erat, namun darah masih keluar. Akhirnya sampai perawat mengganti perban dengan yang lebih erat dan tebal.
Setelah itu saya juga disuntik vaksin tetanus di lengan kiri.
Setelah tindakan beres, baru suami sampai di UGD untuk jemput saya. Haha...miris sekali rasanya di weekend pagi dijemput suami di UGD karena kecelakaan di rumah.

Lalu untuk prosedur perawatan luka selama masih belum lepas jahitan, saya harus kontrol untuk ganti perban 3 hari sekali. Jadi setiap 3 hari sekali kami datang ke UGD RS yang sama untuk melepas perban dsb.
Ngilu yaa..karena waktu dipasang perban pertama kali saya masih dibawah pengaruh bius, jadi nggak terlalu terasa ngilu luka dibebat kencang gitu.

Oya, karena selama luka belum sembuh / belum kering benar dan jahitan belum dilepas, luka tidak boleh kena air. Jadi kalau mandi kaki saya plastikkan. Untungnya sudah cukup berpengalaman bergips di kaki selama 3 minggu waktu dulu, jadi urusan mandi pun bisa terselesaikan dengan nyaman.
Jadi tips nya kalau kaki sedang cedera dan tidak boleh kena air, saat mandi sebisa mungkin dalam posisi duduk supaya air tidak otomatis mengalir ke bagian cedera. Duduk di kursi plastik dan kaki yang cedera diselonjorkan ke kursi plastik lain. Mandinya juga jangan terlalu heboh, jebar jebur. Kalau bisa pake shower saja. Lalu selalu sedia tisu basah juga, jadi bagian kaki yang nggak boleh kena air, mau nggak mau sering diseka dengan tisu basah / washlap saja.
Jadi walau ada bagian yang nggak boleh kena air, tapi badan tetap harus bersih dan wangi dong.

Nah, untuk keluar rumah bagaimana supaya tidak kena air, padahal sedang musim hujan? Kebetulan karena cedera saya di jempol kaki, mau nggak mau saya harus pakai sandal. Jadi untuk antisipasi kaki basah kena air hujan dsb, kalau sedang hujan, saya pakai jas sepatu. Itu lho cover sepatu untuk anti hujan. Kebetulan perlengkapan outdoor suami cukup komplit. Jadi si jas sepatu ini jadi alat andalan saya keluar rumah saat hujan.

Untuk di rumah kalau sedang bersih2 atau main dengan si Rocky, kaki bagian yang cedera juga saya plastikkin. Tujuannya juga sama, supaya nggak kena basah.
Ternyata luka di kaki lebih lama sembuhnya dibandingkan di bagian tubuh lain. Karena kaki posisinya paling bawah, dan menopang tubuh. Luka di kaki lebih lama keringnya. Jadi sampai 2 minggu luka di kaki saya baru dinyatakan sembuh (kering) dan jahitan bisa dilepas.

Setelah jahitan dilepas, tidak perlu lagi kontrol luka (dan ganti perban) di Rumah Sakit setiap 3 hari sekali.
Karena luka sudah kering. Meninggalkan bentuk jempol kaki yang aduhai banget deh :)
Jadi perawatan sambil menunggu kuku jempol tumbuh adalah dengan diolesi salep Bioplacenton 2 x sehari dan kalau keluar rumah masih ditutup perban saja. Untuk mengurangi resiko kena kotoran dsb.
Mobilitas pun sudah kembali normal. Nyetir dan jalan kaki jauh pun sudah bisa. Tetap mengusahakan menggunakan alas kaki yang nyaman dan tidak terlalu sempit. Jadi lebih banyak pakai sandal, sepatu keds, sepatu yang agak longgar, dsb. Kalau di rumah perban dibuka, tapi kalau keluar rumah, masih saya tutup perban.

Menurut dokter, kuku akan tumbuh normal lagi selama 2 bulan. Semoga tumbuhnya normal seperti sedia kala :)

xoxo




Friday, September 29, 2017

Malaikat Agung (Archangels)

29 September dirayakan oleh Gereja Katolik sebagai perayaan bagi Malaikat Agung (Archangels) Tuhan, yaitu pada Malaikat Mikael, Gabriel dan Rafael.

Malaikat adalah Sosok Agung yang dipercaya oleh hampir semua ajaran agama. Dalam agama Katolik sendiri, kita diajarkan percaya bahwa malaikat-malaikat ada di sekitar kita untuk melindungi kita (Malaikat Pelindung). Juga ada Malaikat Agung yang dalam 'kasta' Malaikat, mereka paling tinggi dan menjadi tangan kanan Tuhan dalam berbagai hal besar.

1. Malaikat Agung Mikael


Nama Mikael / Michael sendiri berarti "One Who is as God" atau serupa dengan Tuhan. Mikael adalah penghulu malaikat (Wahyu 12:7). Kitab Wayu menyebutkan Mikael dan malaikat-malaikatnya berperang melawan naga. Kehadiran Malaikat Mikael juga disebutkan dalam kitab Daniel yang menolong Daniel sebagai pembela Israel. Mikael juga menampakkan diri kepada Yosua (Yosua 5:13-15) : Jawabnya "Bukan, tetapi akulah Panglima Balatentara Tuhan, sekarang aku datang." Lalu sujudlah Yosua dengan mukanya ke tanah, menyembah.
Sebagai Panglima, Malaikat Mikael sering digambarkan membawa pedang, perisai, serta timbangan keadilan. Beberapa lukisan populer menggambarkan Mikael menghunuskan pedang pada Lucifer. Mikael adalah Malaikat Agung penjaga pohon kehidupan. Juga melindungi dalam pertarungan melawan iblis dan menyelamatkan jiwa-jiwa dari neraka saat sakratul maut.





2. Malaikat Agung Raphael

Nama Raphael sendiri berarti "Medicine of God" atau Tuhan yang menyembuhkan. Raphael adalah Malaikat Agung yang bertugas untuk memperbaiki bumi, melindungi pengelana dan pelindung kaum muda. Utamanya ia adalah malaikat penyembuh. Malaikat Rafael disebutkan dalam kitab Tobit (Tobit 12). Rafael menyamar sebagai manusia, menemani Tobias dan  menyembuhkan mata Tobit yang buta. Lalu setelah itu, ia memperkenalkan diri sebagai Malaikat (Tobit 12 : 15) : Aku ini Rafael, satu dari ketujuh malaikat yang melayani di hadapan Tuhan yang mulia.
Rafael digambarkan membawa wadah minyak pengurapan dan ikan. Minyak melambangkan penyembuhan melalui sakramen pengakuan dosa. Ikan mengingatkan pada perlindungan pada Tobias dan penyembuhan mata ayahnya.





3. Malaikat Agung Gabriel



Nama Gabriel sendiri berarti "Man of God" atau "God has Shown Himself Mightily" atau "Strength of God". Gabriel adalah malaikat Kabar Sukacita, pembawa kebenaran, harapan dan perubahan.
Gabrial adalah malaikat yang tugasnya menyampaikan pesan Tuhan kepada manusia. Salah satu pesan yang ia sampaikan adalah berita kelahiran Yesus Kristus kepada Maria (Lukas 1: 19, 26). Ia juga diutus kepada Zakharia (Lukas 1 : 11) tentang kelahiran Yohanes. Gabriel juga memperlihatkan diri kepada Daniel (Dan 8).
Malaikat Gabriel adalah malaikat Inkarnasi, penjaga sakramen Baptis dan malaikat belas kasihan.
Ia sering digambarkan memegang bunga lili yang melambangkan jiwa murni yang dihasilkan dari sakramen baptis dan tobat. Membawa bendera yang melambangkan kasih sayang yang universal.





Doa kepada ketiga Malaikat Agung :





Tuesday, September 26, 2017

Rocky part 2 : Living with a Pug :)

Rocky sudah berusia setahun di tanggal 10 Juli 2017 kemarin. Dan 24 Sept 2017 ini sudah setahun Rocky tinggal bersama kami.
He's part of the house and our family :)

Dari ukurannya segede paving blok dan lebih kecil dari ukuran lantai 30x30, sekarang udah gede. Ya gedenya Pug sih, beratnya sekarang mungkin sekitar 15-20 kg.

Living together with Rocky as a pug ini beberapa hal yang sudah menjadi keseharian kami :

1. Bangun Pagi
Rocky selalu bangun pagi, dan tidak mengenal weekend. Jam 4.30 dia biasa sudah bangun. Tapi sebagai anjing yg udah gede (kami selalu bilang dia udah gede, padahal usia 1 th masih masuk golongan puppy juga sih) dia udah gak rewel. Kalau kami belum bangun, ya dia asik main sendiri di halaman belakang. Kadang dia guling2in batu bata yang kami taruh di pojok, lalu saat batu batanya ngeguling, Rocky gonggong heboh. ^_^ Tapi mostly dia tenang sampai nunggu kami bangun. Otomatis kami bangun selalu sekitar pk 5 pagi (weekdays dan weekend) karena udah denger suara krincing-krincing lonceng nya Rocky yang main sana sini di sebelah kamar. Lalu saya buka pintu belakang dan say good morning to him.

2. Feeding Time
Setelah gede gini, Rocky cuma makan 2 x sehari. Kadang dikasih snack siang hari, tapi kadang juga nggak. Rocky makan jam 6 pagi dan jam 6 sore. Selama setahun pertama dia makan dogfood Purina Pro Plan puppy. Lalu baru belakangan ini kami coba merk dogfood baru Happy Dog yang dari Jerman. Snacknya kalau waktu bayi, wortel, pisang, dsb. Setelah gede gini, malah makin jarang saya kasih sayuran hehe... Sesekali wortel, tapi juga sering dikasih Denta Stix untuk cemilan sekaligus bersihin giginya.

3. Elimination
Sebenarnya sih dia udah terlatih pee dan pup. Tapi tetap aja, Pug itu ras yang stubborn. Jadi adaa aja accidentnya. Kalau pup sih udah lebih rapi, hampir selalu di atas pad nya, ataupun paling meleset sedikit dari pad, tapi masih di area itu. Pee yang semakin dia gede, makin ingin nunjukkin teritorial nya. Dia tahu seharusnya pee di pad. Tapi adaa aja accidentnya, seperti pee di sepeda hubby, pee di lantai, pee di teras, dsb. Selau ditegur sih kalau dia pas ketahuan pee sembarangan.

4. Exercise
Setiap pagi pk 6 jadwal Rocky keluar rumah. It's the highlight of his day. Setelah makan, langsung dipasang harness dan tali, lalu menunggu (sit) dengan sabar sampai pintu dibuka. Jalan on leash sama Rocky sudah semakin nyaman. Ritme nya sudah semakin dapat. Kalau dulu dia masih suka narik-narik, kl sekarang dia bisa tenang dan jalan santai di samping kami. Jalan ini sekitar 30 menit (sekitar 2,5 km) keliling komplek. Dia juga sudah terbiasa pee dan pup di area-area tertentu.
Setelah jalan, biasanya dia boleh main di halaman depan rumah (rumah kami berpagar, jadi dia bebas lari2 di halaman). Main ini artinya dia bisa 'ngobrol' sama kucing yang banyak diluar, bisa lihat orang lalu lalang, bisa main sama tetangga, dsb. Biasanya waktu main ini sekitar 1-2 jam tergantung kesibukan kami pagi itu.
Sore setelah bangun tidur, biasanya dia mulai segar di jam 4 sore-8 malam. Biasanya kita ajak main di halaman belakang aja. Jadi at least dia bergerak aktif di pagi dan sore hari.
Active/Lazy at the same time :)


5. Sleep most of the time
Pug adalah ras yang rajin bobo. Begitu juga Rocky. Setelah capek aktivitas pagi, dia biasanya di dalam langsung tidur pulash sampai sore. Jadi kalau pun ditinggal seharian, dia juga nggak terlalu ngeh, karena basically dari jam 9 - 16 itu jadwal nap time nya.
Malam kalau dia sedang capek, kadang abis makan pun langsung molor. Tapi biasanya sih seperti jam tidur kami, jam 21.30 an dia udah meringkuk dan lampu pun saya matiin dan dia tidur sampai subuh lagi :)
Khusus untuk Rocky, dia hanya mau tidur di lantai. Dibeliin dogbed, dia gak suka pakai. Jadi dia hanya tidur di lantai. Lantai dingin seperti lantai depan mesin cuci dia seneng banget.
Cuma mau tidur di lantai. Dogbed? no way. 


6. Socialization
Rocky bukan termasuk anjing yang punya teman anjing banyak sih. Dia kan kebanyakan sendirian dan sama manusia. Jadi sepertinya social skill nya dengan sesama anjing memang gak excellent. Tapi pas ada acara Dog Camp Out di Sentul Maret 2017 lalu, Rocky ketemu banyak anjing dan main bersama, dan lucunya kemampuan sosialisasinya bagus banget disitu. Gak penakut, tapi juga gak agresif. Bisa akrab dengan anjing lain.
Tapi semakin dewasa, sebagai anjing jantan, dia mulai banyak mempertahankan teritorialnya. Pee nya saat jalan pagi nampaknya banyak memicu isu teritorial dengan anjing-anjing jantan tetangga.
Buktinya? 2 kali Rocky diserang oleh Rock (namanya mirip) seekor anjing tetangga. Salahnya tetangga saya sih, yang melepas anjingnya itu padahal cukup agresif. 2 x Rocky jadi korban, digigit dan dianiaya oleh Rock. Sampai Rocky trauma cukup panjang.
Tapi kalau sama anjing lain, Rocky manis aja.
Sosialisasi sama anak-anak juga dia bagus. Setiap kali geng anak-anak main ke rumah, Rocky juga bisa duduk manis bersama mereka. Begitu juga setiap kali ketemu keponakan-keponakan saya, Rocky pun bisa loveable.

7. Love life
Usia 1 tahun udah masuk remaja untuk anjing. Begitu juga Rocky. Keliatan dia udah bisa naksir dan juga perlu pelampiasan nalurinya. Beberapa anjing betina seukurannya sih keliatan dia sukai. Ini yg kami masih belum begitu paham bagaimana cara mengendalkan naluri ini. Lucu dan aneh juga karena setiap kali main pakai kasur bantal yang gede, Rocky suka tiba-tiba menggunakan kasur itu sebagai pelampiasan. Jadi dia gesek-gesek dan gerakan maju mundur pada kasur itu.

8. Feelings
Anjing adalah hewan yang perasa. Begitu juga Rocky. Meskipun bandel, stubborn, tapi dia sensitif juga. Dia tahu persis kapan kami sedih, kapan kami senang, kapan akan ditinggal pergi dsb.
Pernah kami pergi keluar kota 5 hari. Kalau keluar kota, Rocky kami titipkan pada dog-sitter di komplek yang udah kenal baik juga. Dog sitter datang 3x sehari untuk ajak jalan, kasih makan. (pernah sih kami titipkan di petshop, tapi kok gak tega karena dikandangin terus, jadi akhirnya sekarang tiap pergi2, Rocky tetap di rumah dengan dog sitter). Jadi saat ditinggal itu, menurut dog-sitter, di hari ke3, tiba-tiba Rocky jadi keliatan sedih gak bersemangat dan gak mau ngapa-ngapain. Hehe...kasian dia.
Tapi benar sih, tentang ikatan perasaan, memang anjing punya feelings yang kuat. He knows he's loved. Dan dia jg tahu mengekspresikan perasaannya ke kami.
Tiba-tiba ngumpet dibalik pohon, setelah dimarahin karena narik-narik jemuran :)

cutie pie :)


Lalu, apa yang khas dari PUG RockyPesek yang hidup bersama kami ini?
- Pug Run
Ini kebiasan pug yang kalau lagi excited bisa lari cepat (sekali) keliling2. Ini sering Rocky lakukan. dan gak bisa distop karena dia lari cepat (sekali) entah muter-muter aja, atau mondar mandir. Kayak tornado.

- Belekan
Matanya yang belo dan tak berkelopak emang membuat pug mudah berair dan belekan matanya. Hehe..jadi setiap hari pasti kita bersihin belek dari sudut matanya.

- Snoring
Idung yang pendek membuatnya ngorok kalo tidur. Terutama kalo tidur dengan kepala yang posisinya lebih tinggi. Ngoroknya kenceng! Kami selalu bilang, Rocky itu bocah lucu, tapi ngoroknya kayak preman.

- Bisa duduk nyender
Duduknya di ujung pantat, jadi kayak manusia. hehe..

- Suka tidur dengan kepala disangkutin dimana gitu
Jadi posisi kepala lebih tinggi. Mungkin posisi kayak gini nyaman untuk anjing berjenis pesek karena pernafasan jd lebih enak ya.

Ya kira-kira gitu our lives with Rocky.
Yang pasti hidup lebih berwarna. :)





Thursday, December 22, 2016

Rocky part 1 : Basic Puppy Training

Sebenarnya sudah lama pengen pelihara anjing. Tapi karena sebelumnya kerja fulltime, kepikiran kasihan anjingnya kalau setiap hari ditinggal sendirian di rumah lebih dari 12 jam. Akhirnya tahun ini setelah berhenti kerja, membulatkan tekad untuk cari anjing, untuk teman di rumah dan membuat energi di rumah lebih positif. Anjing / binatang peliharaan itu secara fengshui membuat energi di rumah selalu mengalir sehingga semoga selalu ada energi positif di rumah kami :).
Akhirnya mulai pertengahan tahun 2016 ini mulai cari-cari. Pertama mencari jenis ras/breed yang sesuai karakternya dengan kami atau yang kami inginkan.
Setelah cari tahu sana sini, sering nonton Dog 101 di Animal Planet juga, akhirnya pilihan kami jatuh pada jenis PUG. Kenapa kami memilih PUG? karena pug ini ras yang cukup unik sesuai yang kami inginkan.
Karakter pug itu : tidak cerewet/ceriwis seperti pada anjing kecil lainnya. Pug juga ras yang sangat sociable dan loveable, senang bersama manusia, cocok dengan bayi/anak kecil sampai orang dewasa. Pug juga merupakan anjing yang banyak tidur..hehe.... jadi tidak terlalu merepotkan. Memang bukan anjing penjaga yang galak, tapi memang bukan itu yang kami cari. Kami mencari anjing sebagai teman. Selain itu, perawatan Pug juga mudah karena tidak perlu banyak di-grooming.

Akhirnya setelah cari di sana sini, sempat kopdar dengan beberapa pemilik anjing yg mau menjual anjing juga, akhirnya di bulan September ketemulah kami dengan pemilik anjing yang bukan breeder. Kami memang berusaha mencari yang tidak terlalu komersil, sebisa mungkin adopt, ataupun semi hibah.
Nah, ketemulah kami dengan rumah pertama si Rocky ini. Pemilik sebelumnya punya 2 pug dewasa warna hitam dan coklat yang baru melahirkan 6 ekor anak pug. Dia kewalahan mengurusnya karena dia juga bekerja full time dan orang tuanya di rumah juga tidak bisa mengurus seluruh anjingnya tersebut. Jadi sifatnya semi hibah. Datanglah kami ke rumahnya di Pondok Aren dan bertemu dengan keluarga Rocky. They are so cute. Saat itu usia mereka baru 2 bulanan. Pilihan kami lalu jatuh pada si Rocky ini.(awalnya namanya bukan Rocky, tapi karena saya & suami ingin menamakan anjing Rocky, lalu kami ubah menjadi Rocky deh...). Lalu hari itu juga, Rocky kami bawa pulang dan menjadi anggota keluarga baru kami :) :)

Rocky di hari pertamanya di rumah kami. So puppy :) :) 

 Di hari-hari awal Rocky di rumah kami, banyak sekali penyesuaian yang harus dilakukan dari kami maupun dari Rocky sendiri yang masih sangat kecil.
Di hari-hari awal dia masih menangis setiap malam, hik hik...kasihan kalau dipikir, dia harus berpisah dari ortu dan saudara-saudaranya.. Lalu, Rocky masih terbiasa jam biologis di rumah lamanya, yaitu jam 3 pagi sudah bangun dan sarapan. Yang ada kami yang kewalahan karena sejak jam 3 pagi Rocky bayi sudah berisik minta makan.
Namun sejalan dengan waktu, penyesuaian semakin baik.

Training yang kami lakukan untuk Rocky sebagian besar belajar dari Cesar Millan dan dari berbagai ilmu yang saya baca sendiri.
Prinsip utama dari Cesar Millan untuk mendidik anjing adalah Training - Discipline - Affection. Urutannya seperti itu. Jadi kami berusaha selalu menjadi pack leader yang baik bagi Rocky :)

1. Toilet training
Kami beruntung karena Rocky sudah terbiasa pee dan pup di underpad sejak di rumah lama. Sehingga kami tinggal meneruskan kebiasaan itu saja. Jadi sampai sekarang, Rocky sudah terbiasa pee dan pup di underpad yang kami letakkan di halaman belakang rumah. Sejauh ini tidak ada 'accident' berarti terkait toilet trainingnya. Paling hanya pup yang missed dari underpad sekitar beberapa sentimeter saja. Kalau pee selalu tepat di atas underpad. Lagipula halaman belakang rumah kami juga mudah dibersihkan. Jadi setiap pagi underpad diganti dan conblock disiram dengan karbol sereh. Rocky juga kami biasakan berada di halaman belakang rumah kami, kami berikan pagar pembatas antara halaman belakang dan rumah dalam. Jadi kalaupun Rocky kami perbolehkan masuk ke dalam rumah, dia patuh dan tidak pee/pup di dalam rumah.

2. Crate training
Sejak hari pertama Rocky di rumah dia sudah kami berikan kandang / crate di teras belakang rumah. Dia dibiasakan untuk tidur di dalam kandang. Pintu kandang selalu terbuka. Jadi dia tahu kandang adalah tempat tidurnya. Belakangan ini kami berikan bantal untuk di dalam kandangnya. Rocky dimasukkan kandang dan ditutup pintunya setiap pagi sekitar 3 jam selama si bibi datang dan bebersih rumah. Dengan demikian, Rocky juga mulai belajar menahan pee/pup sendiri. Karena sifat alami anjing yang tidak pee/pup di area tempat istirahat/tidurnya. Tapi selebihnya, Rocky tidak pernah kami kunci di kandang. Dia bebas main di halaman belakang rumah kami.
Kami juga beli kandang yang adjustable bisa dilepas-lepas sisinya untuk pagar dan kandang juga. Saya lepas dan dijadikan pagar saat ada jemuran di belakang supaya Rocky tidak ke area jemuran. Lalu dijadikan kandang kedua saat tidak dijadikan pagar. Kandang kedua ini biasa saya gunakan sebagai area timeout bagi Rocky saat dia nakal/melakukan kesalahan.

3. Feeding and Sleeping Schedule
Saya belajar bahwa puppy sudah bisa mengikuti schedule yang kita biasakan. Jadi kalau di rumah sebelumnya Rocky selalu bangun jam 3 pagi, kami mulai membiasakan dengan cara cuekin dia saat dia cranky setiap subuh. Sehingga akhirnya Rocky mulai bisa mengikuti jam biologis kami dan bangun minimal jam 5 pagi. Tidur malam juga kami kondisikan sekitar pukul 9 / 10 malam. Caranya dengan menutup pintu antara teras belakang dan rumah dalam (menunjukkan bahwa kamipun pergi tidur).
Untuk feeding schedule, karena masih puppy, harus makan 3 kali sehari, saya kondisikan ia makan pukul 6, 12 dan 19. Dengan jadwal snack sekitar pukul 9 pagi dan 5 sore.
Awalnya saya mengikuti pola raw food yang dibiasakan dari pemilik lama Rocky. Tapi melihat kondisi pencernaannya yang sepertinya kurang cocok, mulai saya biasakan dengan cooked food dan mengganti dog food nya dengan yang kualitas baik. Di awal-awal saya berikan dog food kualitas supermarket yang ternyata kurang baik gizinya. Jadi 2 bulan terakhir ini Rocky lebih sehat dan pencernaannya pun tidak bermasalah.
Untuk snacknya Rocky sangat senang wortel dan pisang. Wortel juga sangat baik untuk puppy yang sedang teething.
Rocky tidur hampir setiap waktu :) Anywhere. 


4. Home Alone training
2 minggu pertama Rocky di rumah, sebagian besar waktu saya menemani dia di rumah. Menurut berbagai sumber, 2 minggu pertama di rumah, puppy memang sebaiknya tidak ditinggal dulu. Puppy masih sangat membutuhkan perasaan aman dan connected dengan pemilik barunya. Setelah 2 minggu itu, saya kembali beraktivitas. Rocky mulai diajar ditinggal sendirian 3-5 jam. Kalau saya pergi seharian, ada dog walker di komplek kami yang akan datang ke rumah untuk memberi makan/snack dan mengajak Rocky jalan/main.

5. Leash training
Setelah Rocky vaksin yang kedua, baru kami ajarkan leash training untuk dia bersiap keluar rumah. Karena breed pug ini mudah sesak nafas makanya kami berikan harness yang tidak mengikat di lehernya. Lalu perlahan kami ajak ke halaman depan, lalu ke jalan depan rumah. Lalu setelah vaksinnya lengkap, baru Rocky dibiasakan jalan keluar setiap harinya. Jadi setiap hari Rocky dibiasakan jalan keluar minimal 30 menit. Keliling komplek. Saya sehat, Rocky juga sehat.
Dari jalan di luar ini, Rocky belajar bersosialisasi dengan banyak hal. Motor, kucing, ayam, orang lewat, anak kecil, anjing lain, dsb.
Rocky makin banyak teman, kami pun makin banyak teman. :)
Saat mogok jalan :) 

Salah satu kebiasaan Rocky, kecapean di jalan, nongkrong di tengah jalan :) 

Rocky & his friend, Peggy. Pug betina usia 6 tahun. Tante Peggy :) 


6. Obedience training
Salah satu peran pack leader bagi anjing adalah untuk memastikan anjing mengikut aturan disiplin dari kita sebagai pemilik. Walaupun Rocky so cute dan kadang saya tidak tega melihat tatapannya kalau sudah miring kepalanya, tapi kalau dia salah, tetap dia dihukum dan diberi time out. Prinsip utama nya tidak beda dengan ilmu psikologi yang saya pelajari. Yaitu reinforcement positif dan negatif. Saat dia berlaku baik sesuai dengan instruksi, diberi reward (saya berikan sepotong kecil snack/treat). Saat dia salah, diacuhkan selama beberapa saat. Akhirnya di usia 5 bulan ini, Rocky sudah mengerti beberapa instruksi lisan untuk duduk, salaman, tiduran :)
Selain itu yang terpenting, dia tahu aturan, jadi walaupun di halaman belakang rumah kami ada banyak barang termasuk sepeda statis, sepeda lipat, sepeda latihan, kabel, sapu, pengki, dll,  Rocky tidak pernah gigit-gigit/merusak barang-barang itu.
Saat dia masuk ke dalam rumah pun, dia patuh dan tidak menggigit barang-barang kami.
Salah satu triknya juga adalah dengan memberikan puppy mainan yang cukup banyak dan bisa menyibukkan baginya. Sejauh ini kebutuhan teething Rocky cukup terfasilitasi dengan mainan-mainannya sendiri. Sehingga ia tidak menggigit / merusak barang-barang kami.

Jadi, siapa bilang memelihara anjing itu merepotkan? Lebih banyak senangnya dibanding repotnya. Anjing juga sangat bagus untuk kesehatan, karena banyak penelitian membuktikan dengan mengelus/bermain bersama anjing, bisa menurunkan tekanan darah, kolesterol dan mencegah penyakit kardiovaskular.
Anjing juga adalah mind reader yang luar biasa, they can read your emotion. Dog reflects our emotion. Jadi seperti yang selalu dikatakan Cesar Millan, saat kita melatih anjing, sebenarnya kita melatih diri kita sendiri, to become a better person, better pack leader.

Our lives with Rocky are better than before.

xoxo



Thursday, June 23, 2016

Wibowo's 3rd Bali Trip : RoadTrip Bali Timur

Bulan Juni 2016 ini kami liburan ke Bali (lagi). Ini adalah trip ke Bali kami yang ke3 sebagai pasangan, diluar trip sendiri-sendiri urusan kerjaan. Bali adalah lokasi wisata yg menurut saya selalu ngangenin. Dan banyak sekali yg bisa dieksplore di pulau yg indah ini.

Wibowo's 1st Bali Trip : di tahun pertama nikah, masih aura honeymoon, masih cupu banget, belum ngerti pahit-manisnya dunia pernikahan :) Our 1st trip sebagai pasangan. Jadi ke Bali juga nginepnya masih di seputar Kuta (mainstream banget yaa), keliling masih sewa mobil+supir (merangkap tour guide). Perginya pun ke tempat-tempat wisata standar : tanah lot, kuta, sanur, goa gajah, sangeh, kintamani, dsb. Beberapa tempat yg udah pernah saya kunjungi dari jaman kecil pergi ke Bali sama keluarga.

Wibowo's 2nd Bali Trip : kali ini kami nginep beberapa hari di Ubud. Di homestay kecil di gang di dalam Ubud. Merasakan suasana Ubud yg sebenarnya. Lalu lanjut juga nginep sehari di Nusadua, melihat pertunjukan tari kecak yg keren banget pas sunset di Uluwatu, juga ke GWK. Dan main-main airnya cuma di area Benoa.

Nah, 3rd Bali Trip ini, seperti trip kami biasanya, direncanakan secara mendadak (H-1bulan). Karena semacam jadi 'tradisi' kami, setiap bulan puasa, kami travelling. Karena biasanya di bulan puasa load kerjaan lebih ringan dan tempat wisata tidak serame saat liburan/peak season.

Kali ini kami berencana road trip. Jadi hanya sewa mobil dan nyetir sendiri. Daerah yang kami ingin kunjungi juga jauh dari pusat kota. Kami berencana ke Bali Timur dan sekitarnya.

Day 1.
Karena alasan ekonomis dan ternyata harga tiket pesawat udah masuk ke peak season liburan sekolah, untuk pertama kali setelah bertahun-tahun, untuk berangkatnya kami naik maskapai L Air yg terkenal delay nya itu. Tapi Thanks God, flight on time dan smooth.
Sampai di Bandara Ngurah Rai janjian dengan orang car-rental untuk serah terima mobil. Saat deal pesan mobil dengan pemiliknya, saya memang bilang ingin mobil yang kecil saja untuk 2 orang. Jadi nggak perlu sewa MPV / semacamnya yang harganya lebih mahal.
Tapi...jangan membayangkan kalau kami menjalani roadtrip macam Rangga-Cinta yg naik jeep maskulin itu. Karena, kami sendiri kaget banget pas di parkiran bandara, menjumpai mobil yg kami sewa ternyata adalah mobil mungil ini yang berwarna pink! :) :)

The Pinky Car yg kami naiki untuk roadtrip ratusan KM ini :) 

Seluruh roadtrip kami ini dipandu oleh google map saja. Jadi hubby nyetir dan saya jadi navigator yang mengarahkan rutenya.
Selepas dari bandara, kami langsung menuju utara, lewat tol laut Mandara, lanjut ke Bypass Ngurah Rai, lalu masuk ke Jalan Ida Bagus Mantra yang panjaaang sekali menuju keluar kota.
Karena udah jam 12an, kami sekalian mencari restoran untuk makan siang di sepanjang jalan Ida Bagus Mantra. Tapi karena jalan ini adalah jalan keluar kota, yang lewat kebanyakan adalah truk-truk besar, jadi jarang ada daerah kuliner. Karena ingat kata Mas Rangga :) kalau travelling harus siap dengan kejutan-kejutan yang ada di sepanjang jalan. Jadi kami menikmati aja serunya laper dan cari restoran sepanjang jalan ini.
Lalu kami melihat resto Lawar Bali Kartika ini di pinggir jalan, cukup rame (ada beberapa mobil parkir). Kami nyobain lawar babi dan sapi disini. Porsinya besar banget, daging dan berbagai jenis protein daging-dagingan nya lengkap dalam seporsi. Untuk makan berdua disini, sampai kekenyangan, cuma bayar 54rb!

Lawar Bali Kartika - kejutan menyenangkan, lezat dan murah!

Kami lanjut menyusuri Jl Ida Bagus Mantra ke utara. Sekitar 1,5 jam kemudian dengan jalan berkelok-kelok naik turun bukit, kami sampai di daerah Candidasa, Karangasem.
Saya sudah booking di Relax Beach Resort Candidasa. Candidasa ini adalah daerah tourism yg tidak terlalu ramai. Cocok untuk mencari ketenangan dan menikmati pantai yg terasa 'privat'. Pusat tourism nya hanya di sepanjang jalan Candidasa ini, sekitar 1 km saja. Jadi di sepanjang jalan Candidasa ini ada berbagai restoran / cafe di kiri / kanan jalan, lengkap dengan minimarket dan berbagai hotel/resort. Suasanya mirip jalan utama Ubud, tapi tidak serame Ubud.
Jadi karena pusat keramaian hanya di jalan Candidasa ini, sebelum jalan ini dan setelah jalan ini, kembali terasa seperti jalan luar kota yg sepi dan berkelok-kelok.

Resort tempat kami menginap, sederhana tapi sangat memuaskan. Gak salah kalau rekomendasi dari booking.com beri rating 8.2 untuk tempat ini. Hanya ada 10 cottage disini, lengkap dengan kolam renang dan langsung berbatasan dengan pantai Candidasa di depannya.
Kami dapat cottage yg di depan, dekat dengan kolam renang dan pantai. Jadi begitu keluar kamar, langsung kolam renang dan suara deru ombak yang seru banget sepanjang hari/malam.
Cottagenya oke banget. Worth the money. Very recommended. BerAC, bersih, nyaman dan nuansa Bali banget. Kamar mandi nya luas, tapi nggak berpintu, jadi untuk traveller yg nggak nyaman sharing kegiatan kamar mandi sama room mate / pasangannya, mending jangan nginep disini :)

Resortnya tampak depan

Kolam renang yg keren di sisi pantai

Small & cozy resort

Cottagenya yg privat

Cozy bedroom, berasa jadi Khalessi kalau kata hubby :) 


Oya, karena memang tempat ini semacam tempat 'menyepi', di kamar juga nggak ada tv ya. Tapi sinyal HP dan wifi hotel sangat memuaskan.
Sore pertama disitu hujan deras, jadi saat malamnya kami jalan kaki keluar hotel untuk makan malam, di sepanjang jalan Candidasa itu sepi. Hanya ada beberapa bule-bule yang jalan kaki menyusuri juga. Ada beberapa resto/bar yang dipenuhi oleh bule-bule.  Kami makan di resto Aswata. Seperti kebanyakan resto western lain di area Bali, harganya cukup mahal tapi worth the money karena porsinya besar. Recommended. Set menunya lengkap dari appetizer (sup), main dish dan dessert. Bahkan salad nya pun juga porsi besar.

Pantai Candidasa juga terkenal dengan keindahan sunrise dan sunsetnya. Jadi seharusnya bisa kebagian sunrise dan sunset disini. Sayangnya selama kami disana, setiap sore dan pagi selalu mendung tebal. Langit baru cerah sekitar jam 9 - 3 sore. Jadi kami nggak kebagian indahnya sunrise & sunset sama sekali di Candidasa :(

Day 2.
Paginya kami jalan-jalan di Pantai Candidasa belakang hotel. Memang pantai candidasa berombak besar, dan tidak ada space berpasir yg luas. Kebanyakan berbatu dan karang. Jadi kurang cocok untuk leyeh-leyeh di pantai. Makanya banyak hotel yang menyediakan kolam renang yg view ke laut yg bagus untuk turis leyeh-leyehnya dari hotel saja.

Pantai Candidasa di area belakang hotel - Gubuk kecil sebelah kanan itu biasa dipakai untuk spa/pijet dari hotel
Breakfast diantar ke teras kamar. Breakfastnya sederhana, hanya ada 2 set menu  utama : egg atau pancake. Lengkap dengan minuman panas seteko besar dan sepiring besar buah-buahan. Jadi porsinya pun sangat besar dan mengenyangkan.

Lalu kami mulai trip ke Lotus Lagoon di Candidasa, yang jaraknya hanya sekitar 500m dari hotel. Sayangnya, lotus/bunga teratainya sedang gak terlalu penuh di danau itu. Kami juga ke pura di seberangnya Lotus Lagoon itu. Pura ini dari abad ke 16-17. Ada tangga yg sangat tinggi menuju puncak pura. Kami naik tangga sampai ke puncak pura.


Lotus Lagoon dan Candidasa beach dilihat dari atas pura diseberangnya

Lalu kami lanjut bermobil ke utara, menuju Virgin Beach. Untuk ke Virgin Beach, mobil hanya bisa sampai di parkiran. Selebihnya harus berjalan kaki sekitar 600meter di area hutan menuju pantai. Makanya memang disebut Virgin Beach. Saat kami ke sana, ada turis-turis asing yg juga sedang jalan kaki menuju pantai. Pantainya indah banget, pasir putih, lautnya biru kehijauan. Bersih banget. Dan tidak rame. Saat kami kesana, paling hanya ada sekitar 30an turis yg di pantai itu.
Di pinggir pantai juga banyak cafe-cafe dengan tempat istirahat warna-warninya.

Kalau Pantai Senggigi di Lombok masuk top 10 best beach in the world, menurut saya, Virgin Beach cukup bisa menandingi nya. Bedanya, Senggigi pantai yg luas, jadi lebih mudah dikomersialisasi. Saat ke Lombok bbrp tahun lalu, kami juga nginap di Pantai Senggigi. Tapi entah kenapa, indahnya Virgin Beach ini rasanya beda. Virgin Beach ini panjangnya hanya sekitar 600 meter-an. Jadi memang secluded beach dan belum komersil dengan penginapan/hotel di sekitarnya.

Virgin Beach - pasir putih, bersih, tenang

Virgin beach

Virgin beach - pasir putih, bersih, tenang
Dari Virgin Beach kami lanjut ke utara, menuju Chocolate Factory. Sempat kesasar oleh google map, akhirnya setelah nanya-nanya, ketemu juga tempatnya. Lokasinya di tepi Pantai Jasri. Di daerah ini ada beberapa rumah besar untuk homestay juga. Yang unik dari Chocolate Factory sebenarnya adalah bentuk bangunannya yg unik. Karena sayangnya saat kesana, sedang tidak produksi coklat. Jadi kami cuma minum coklat hangat yg dijual di cafenya saja.

Chocolate Factory 

Lalu kami lanjut ke utara, masuk ke kota Amlapura (ibukota Karangasem). Mulai masuk ke suasana 'kota'. Cari-cari makan siang, akhirnya ketemu juga Rumah Makan Pondok Mina, yang cukup direkomendasikan di area Karangasem. Kami makan pepes gurame yang enaaaak banget. walau pedas :)
Resto Pondok Mina Karangasem - pepes gurame nya enyaak...+ pedas!

Lanjut lagi ke Utara, dapat kejutan lain yg indah di trip ini yaitu Tirtagangga Water Palace. Kami berhenti dan masuk kesitu. Cukup rame dikunjungi turis asing & lokal. Jadi Istana Air ini memang dulunya milik kerajaan Karangasem. Istana air Tirtagangga ini berupa labirin kolam, air mancur dan air yang selalu mengalir dimana2. Airnya berasal dari mata air disini juga dan menurut penjaganya, di tiap kolam ada mata airnya sendiri. Dikelilingi taman rimbun dan patung2. Kolamnya banyak, air jernih banget dan penuh dengan ikan mas yang guede-guede banget. Ikan mas terbesar yg pernah saya lihat. Ada tempat untuk kita bisa 'jalan' di atas air juga. Suasananya sejuk dan indah. Tapi air dari tiap kolam juga mengalir ke kolam-kolam lain. Jadi di semua kolam airnya mengalir. Juga ada area kolam untuk mandi/berenang.

Tirtagangga Water Palace yang indah dan menyejukkan 


Pancuran-pancuran di Tirtagangga

Water hopping stepping stones yang keren

Walau sudah cukup sore, kami lanjut lagi ke Utara karena penasaran dengan Rumah Pohon di Desa Tulamben. Ternyata masih cukup jauh dari Karangasem, sekitar 1 jam perjalanan yg liku-liku. Dari jalan utama masuk ke desa Tulamben nya pun masih jauh dan berliku-liku. Desa Tulamben ini desa yg sederhana dan cukup gersang. Keliatan dari kebun-kebun desa yang mengering. Sepertinya masih jarang turun hujan disini.
Setelah melalui jalan yg lumayan jelek dan naik turun terjal, sampai juga di Rumah Pohon. Menurut saya, agak mengecewakan sih (setelah perjalanan jauh yg dilalui). Jadi Rumah Pohon ini sebenarnya adalah rumah tinggal yang secara desain memang sangat menarik dan areanya luas. Dibuka untuk wisata. Di bagian tengahnya ada semacam 'candi' batu yg terbuat dari batu semen bulat-bulat. Lalu juga ada beberapa rumah untuk yang di atas pohon. Juga ada beberapa hewan-hewan peliharan si pemilik yg dilepas di area itu, seperti burung merak, kambing, burung elang, monyet, anjing, dll.

Candi batu buatan di Rumah Pohon desa Tulamben
Rumah Pohon yang udah beda dr gambar yang kami lihat sebelumnya, udah diperbesar jadi kurang unik bentuknya

Dari rumah pohon sudah sangat sore, kami kembali ke Selatan untuk ke Candidasa lagi. Sekitar 1,5 jam perjalanan sampai Candidasa. Karena sudah capek, kami beli makan malam dibungkus dari Warung Jepun di dekat hotel. Seperti kebanyakan resto/warung di Bali, harganya rata-rata sama baik di cafe/resto/warung, menunya juga biasanya ada babinya. Jadi walau namanya warung, namun seporsi makanan harganya minimal 35rb, sama seperti di resto/cafe. Lagi-lagi dapat porsi yang sangat besar sekali, untuk babi asam manis dan sate babi :) Kami makan malam di teras kamar sambil istirahat.

Day 3
Sekitar jam 10, kami checkout dari hotel di Candidasa. Kami sangat senang banget di hotel ini. Suasananya luar biasa menyenangkan dan menenangkan. Bangun pagi dengan suara debur ombak dan kicau burung-burung. Cuma beberapa langkah ke kolam renang dan pantai. Sarapan yg lezat. We left our hearts here :) Sampai hubby bilang, dia mau jadi nelayan di Candidasa aja :)

Road trip kami hari ini adalah menuju Bali Selatan. Di daerah Pelabuhan Padang Bai, kami mampir ke Pantai Blue Lagoon. Untuk parkir mobil lebih dekat ke pantai, tidak harus jalan jauh seperti di virgin beach. Airnya disini biru kehijauan indah sekali. Pantainya sempit dan sepi, tapi agak kotor, dan hanya ada beberapa turis disini. Kebanyakan memang memilih menyebrang naik perahu dan snorkeling.

Blue Lagoon dari bukitnya

Lalu kami balik ke jalur utama, menuju selatan, ke Denpasar untuk bertemu kerabat yg tinggal di Denpasar.

Kami menginap di daerah Seminyak, Destiny Boutique Hotel. Setelah beberapa hari tinggal di daerah yang jauh dari keramaian, begitu masuk ke area Seminyak, terasa sekali crowded nya :) Hotel kami pun walaupun namanya boutique hotel, tapi ya ternyata seperti hotel kebanyakan saja. Memang dekorasi interiornya cukup unik selayaknya boutique hotel. Cukup nyaman, spacious, kolam renang nyaman. Terletak di Jl Drupadi, bagian dalam Seminyak. Dari hotel ke pantai juga cukup jalan kaki sekitar 7 menit. Oya, rekomendasi dari booking.com adalah 8,4 untuk hotel ini.

Kolam renang di Destiny Boutique Hotel

Sorenya kami jalan kaki ke pantai Seminyak. Tapi sayangnya sudah beberapa hari setiap sore selalu mendung, jadi nggak kebagian sunset. Pantai Seminyak seperti juga pantai-pantai pusat tourism di Bali, rame dan crowded. Pasirnya pun hitam, beda dengan Virgin Beach yg berpasir putih dan airnya jernih.
Pantai Seminyak - pasirnya gelap dan rame banget

Malamnya, kami makan malam di Lao Ta Sunset Road. Tradisi setiap ke Bali adalah makan bubur Lao Ta yang enaaak banget :)
Lalu mengunjungi kerabat di Denpasar sampai malam.

Day 4
Sarapan pagi di cafe breakfast kecil dekat hotel.
Lalu sekitar jam 10 check out hotel dan menuju Bandara. Mampir sebentar di toko oleh-oleh Krisna di Jl. Kuta.

Lalu...si pinky, mobil kecil yg udah tua ini (dr STNK nya ketauan mobil ini keluaran tahun 2007!), yang selama 4 hari ini sudah menemani kami roadtrip sekitar 250 km, tiba-tiba...di parkiran bandara, pinky terbatuk-batuk dan keluar asap dari mesinnya! Untung masih bisa sempat diparkirkan di tempat parkir yg layak. Lalu serah terima dengan orang rental mobil di parkiran dan kami jelaskan bahwa ada masalah di mesinnya. Kami bersyukur banget si pinky gak bermasalah di sepanjang jalan, dan benar-benar pas di parkiran bandara saja dia rusak :)

Kami pulang dengan maskapai C yg mendarat di bandara Halim. Flight sangat ontime & smooth, bahkan kami sampai lari-lari karena saat udah lastcall, kami masih antri beli nasi goreng :) Sampai di Halim pun lebih cepat 15 menit dari jadwal.

Budget travelling :
- Tiket pesawat PP (2 orang) : 3 juta
- Hotel 3 malam : 1,5 juta
- Sewa mobil lepas kunci 3 hari + bensin : 700 rb
- Makan (2 orang) 4 hari : 1 juta (dengan hitung kasar setiap kali makan @100rb/2 orang)
Jadi total biaya travelling kami kali ini masih < 7jt :)

You can always make money, but you can't always make memories :) :)


xoxo


Monday, June 6, 2016

Staycation : Quick Refreshment for Body & Mind

Sejak tinggal di luar Jakarta (a.k.a Bogor area), saya & suami sudah beberapa kali staycation di Jakarta & sekitarnya. Pertimbangan utama staycation adalah pengen liburan praktis, singkat, ekonomis dan yang pasti merasakan suasana baru. Yang terakhir itu sih biasanya jadi motivasi utamanya, pengen merasakan suasana baru karena lagi jenuh dengan suasana yg ada. Dan kenapa praktis, karena staycation cukup dilakukan pas weekend, 2 hari 1 malam. Cukup banget untuk bikin refresh lagi. Suasana beda juga karena di staycation, malamnya nginap di hotel (nggak pulang ke rumah), jadi ada merasa 'jauh dari rumah', walau sebenarnya jarak ke rumah juga hanya sekitar 1 jam perjalanan :).

Kami pernah staycation di area Jakarta Utara (daerah Kota dan sekitarnya) karena waktu itu sekalian ke Pulau Seribu. Jadi hari 1 keliling Kota Tua, Petak Sembilan, menelusuri berbagai gang kecil dan wihara-wihara tua disitu. Hari ke 2 ke Pulau Seribu, sorenya pulang. 

Kami juga pernah staycation di area Jakarta Timur (TMII), pas waktu anniversary. Ceritanya sekalian nostalgia, karena kami menikah di TMII (gereja Katarina TMII dan gedung sasono). Jadi sekalian staycation di hotel Santika TMII, paginya misa di Gereja Katarina tempat kami menikah (gereja ini gereja kecil mirip kapel). 

Beberapa kali juga nginap di Hotel dekat Rumah Sakit, nggak diitung staycation yaa...karena kan tujuannya bukan refreshing :) 

Terakhir  kami staycation ke area Jakarta Pusat. Walau sering CFD di area situ, tapi staycation ini beda. Ya sekali lagi karena malamnya pulang ke hotel, gak ke rumah :)

Hari pertama kami ke area Pantai Indah Kapuk, ke Hutan Mangrove PIK. Saya amaze banget melihat hutan mangrove untuk pertama kalinya :). Apalagi di area Jakarta. Hutannya terawat, bersih dan sangat unik. Dan sepertinya tidak banyak orang yang tahu ada Hutan Mangrove seperti ini di Jakarta. Padahal jajaran bakau/mangrove ini menjaga pantai utara Jakarta dan juga banyak sekali manfaatnya untuk tanah Jakarta. 
Lokasi Hutan Mangrove PIK ini persis di seberang sekolah TzuChi. Ada gapura kayu kecil. Mobil bisa masuk ke parkiran di dalamnya. Ada tiket masuk untuk mobil 10rb dan untuk dewasa @ 25rb. 
Siap-siap pakai sepatu keds/sneakers, karena untuk jalan di hutan mangrove ini kita jalan di atas bambu/kayu di atas rawa-rawa. Jadi kalau pakai flat shoes/sandal, telapak kaki bakal sakit. 
Oya, untuk masuk ke dalamnya juga kita nggak diperbolehkan bawa makanan/minuman. Tujuannya ya supaya nggak nyampah di dalam kawasan hutan. Ada restoran di bagian depan. Dan kalau mau, cuma 10 menit kok ke kawasan Kuliner PIK yang hits itu...:)

Hutan Mangrove PIK

Mangrove kecil hasil sumbangan berbagai instansi/donatur

Cottage2 tempat nginap di hutan Mangrove

Setelah capek berpanas2 ria di hutan Mangrove ini, kami menuju hotel staycation. Saya sudah booking di Morrissey Hotel Residences di Jl. Wahid Hasyim. Kenapa? karena ada beberapa review positif tentang hotel ini untuk staycation, hotelnya keren, harganya masuk akal, lokasi strategis. :) Walau memang suasanyanya maskulin. Dan kerennya adalah konsep hotel dan desainnya memang unik. Bahkan hotel ini punya personifikasi I Am Morrissey. Jadi seolah saat tinggal disana, kita berjumpa langsung dengan si Morrissey ini. Morrissey ini mem-personifikasi diri sebagai pria modern-metroseksual begitu deh, yang saya tangkap dari keseluruhan konsep dan desain hotel.

Area Lobby
Ornamen Telepon kuno unik

ornamen Pee Dog dimana-mana, termasuk di kamar
Vespa orange sebagai dekorasi di lobby

Desain area lift yang cool...

Karena konsepnya hotel residences, jadi memang lebih dari sekedar hotel. Kamarnya dengan desain modern-maskulin dengan nuansa hitam-putih-abu-abu. Lengkap dengan dapur komplit (kompor, microwave, kulkas, peralatan masak), sofa, meja kerja, lemari baju luas,meja setrika. Sangat spacious, praktis dan nyaman. Karena memang sejatinya hotel ini adalah serviced apartemen untuk para pria-pria modern ibukota :)

Dapur modern yang komplit dengan semua peralatan masak (tinggal bawa bahan makanan)

Meja kerja yang nyaman

Comfy bedroom area

Sofa sebagai area 'living room'

Dan salah satu hal yang wajib ada sebagai syarat staycation adalah : kolam renang yang asik. 

Infinite Pool yang asik
Intinya staycation itu kan untuk refreshing, ganti suasana, dan senang-senang. Dan itu semua didapat dari hotel ini :)
Oya, lokasi yang strategis di pusat kota juga memenuhi kebutuhan nostalgia saya sebagai anak Jakarta (yg un-urbanisasi ke Bogor setelah menikah). Jadi untuk makan malam pun kita nostalgia ke kaki lima di sepanjang Jalan Sabang :)

2 hari 1 malam. That's all we need from a decent staycation. 

See you on the next Wibowo's Trip-cation. :)

xoxo